SEL
EUKARIOTIK
Struktur sel eukariotik
meliputi membran plasma, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum endoplasma,
ribosom, kompleks Golgi, mitokondria, lisosom, badan mikro, dan mikrotubulus.
a. Membran plasma
Membran plasma atau
membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul lemak tersusun
atas dua lapis, terdapat di bagian tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat
lapisan protein perifer, yang menyusun tepi
luar dan dalam membran. Selain protein perifer, terdapat pula molekul-molekul
protein tertentu yang masuk ke dalam lapisan lemak. Bahkan ada yang masuk
hingga menembus dua lapisan lemak. Protein yang masuk ke lapisan lemak itu
disebut protein integral. Pada
tempat-tempat tertentu, terbentuk pori yang dibatasi oleh molekul protein. Tebal
membran plasma antara 5-10 nm.
Molekul protein dan
lemak tidak bersifat diam, tetapi selalu bergerak. Bayangkan molekul lemak
sebagai “benda cair” yang di atasnya dan di dalamnya terdapat molekul protein
yang “berenang-renang”. Itulah sebabnya struktur membran yang demikian disebut
sebagai “membran mosaik cair” (bahasa kerennya : fluid mosaic membrane).
Lemak membran tersusun
atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat), glikolipid (lemak yang
bersenyawa dengan karbohidrat), dan sterol (lemak alkohol, misalnya
kolesterol). Sedangkan protein membran tersusun atas lipoprotein (protein yang
bersenyawa dengan karbohidrat).
Fungsi membran plasma
1. Melindungi isi sel
Membran plasma berfungsi
mempertahankan isi sel
2. Mengatur keluar
masuknya molekul-molekul
Membran plasma bersifat semipermeabel (selektif
permeabel), artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati
membran dan ada pula yang tidak. Molekul-molekul tersebut berguna untuk
mempertahankan kehidupan sel. Zat-zat yang tidak berguna dikeluarkan dari sel.
3. Menerima rangsangan
dari luar (sebagai reseptor)
Rangsangan itu berupa
zat-zat kimia, misalnya, hormon, racun, rangsangan listrik, dan rangsangan
mekanik, misalnya tusukan dan tekanan. Bagian sel yang berfungsi sebagai
reseptor adalah glikoprotein.
b. Sitoplasma
Sitoplasma atau plasma
sel, meliputi isi sel, kecuali nukleus (inti sel). Sitoplasma tersusun atas
cairan dan padatan. Padatan sitoplasma terdiri atas organel-organel. Organel
adalah bagian sel yang memiliki fungsi khusus, misalnya ribosom, mitokondria,
dan kompleks Golgi. Cairan sitoplasma disebut sitosol. Sitosol tersusun atas air, protein, asam amino,
vitamin, nukleotida, asam lemak, gula, dan ion-ion. Sitosol disebut juga
sebagai matriks sitoplasma.
Sitosol tidak homogen
(serba sama), tetapi merupakan suatu larutan heterogen (serbaneka) yang
kompleks. Dilihat dari ukuran zat terlarutnya, cairan dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Apabila zat terlarut berukuran <
0,01 mm disebut larutan, jika berukuran antara
0,01 mm – 0,1 mm disebut koloid, dan jika berukuran
> 0,1 mm disebutsuspensi. Sitosol bersifat koloid, terutama karena
adanya protein dan RNA.
Fungsi sitoplasma
1.
Sitoplasma
berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi
metabolisme sel, seperti enzim, ion, gula, lemak, dan protein.
2.
Di
dalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunan
zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia. Misalnya proses pembentukan energi,
sintesis asam lemak, asam amino, protein, dan nukleotida.
3.
Sitoplasma
“mengalir” di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar
metabolisme berlangsung dengan baik. Gerakan organel-organel tertentu sebagai
akibat aliran sitoplasma tersebut dapat diamati dengan mikroskop.
c. Nukleus
inti sel atau nukleus
merupakan organel terbesar yang berada dalam sel, memiliki diameter sekitar 10
mikrometer. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau
oval. Setiap sel memiliki satu inti, kecuali beberapa organisme yang berinti
dua (dikariotik), misalnya Paramecium. Ada juga organisme
berinti banyak (polikariotik), misalnya jamur. Di dalam inti sel terdapat
matriks yang disebut nukleoplasma, nukleus, RNA,
dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan DNA. DNA berfungsi
untuk menyampaikan informasi genetik dan sintesis protein. RNA berfungsi untuk
sintesis protein.
1. Membran nukleus
Membran rangkap nukleus
terdiri atas membran luar dan membran dalam. Membran luar berhubungan langsung
dengan retikulum endoplasma dan akhirnya ke membran sel. Jadi, antara membran
sel dengan membran nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui retikulum
endoplasma.
2. Nukleoplasma
Matriks nukleus disebut
nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun atas air, protein, ion, enzim, dan asam
inti. Nukleoplasma bersifat gel. Di dalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna).
Pada proses mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut kromosom.
Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA.
3. Nukleolus
Nukleolus (anak inti)
terbentuk saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika
proses transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi nukleolus
bukan merupakan organel yang tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel sedang
melakukan transkripsi untuk menghilangkan RNA.
Fungsi nukleus
1.
Mengendalikan
seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme
2.
Mengeluarkan
RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma
4.
Membawa
informasi genetik. Di dalam nukleus terdapat DNA yang mengandung informasi
genetik atau sifat-sifat yang dapat diwariskan.
d. Sentriol
Sentriol merupakan
organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. Pada fase tertentu
dalam daur hidupnya sentriol memiliki silia atau flagela. Sentriol hanya dijumpai
pada sel hewan, sedangkan pada sel tumbuhan tidak (baca selengkapnya mengenai perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan).
Sentriol berjumlah sepasang, terletak saling tegak lurus antar sesamanya di
dekat nukleus. Pada saat pembelahan mitosis, sentriol terbagi menjadi dua,
masing-masing menuju ke kutub sel yang berbeda. Kemudian terbentuklah
benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub tersebut. Benang spindel
berfungsi menarik kromosom menuju ke kutub masing-masing.
e. Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari
kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Oleh karena
letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) maka disebut sebagai
retikulum endoplasma (disingkat RE). RE hanya dijumpai di dalam sel eukariotik,
baik sel hewan maupun sel tumbuhan. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE
dibandingkan dengan sel bukan kelenjar.
RE dibedakan berdasarkan
ada tidaknya ribosom pada membrannya, menjadi RE kasar dan RE halus. RE kasar,
yaitu jika membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ditempeli ribosom,
sehingga tampak berbintil-bintil. RE halus, yaitu RE yang tidak ditempeli
ribosom. Karena ribosom merupakan tempat sintesis protein, ala RE kasar
merupakan penampung protein yang dihasilkan. Protein yang dihasilkan masuk ke
lumen (terowongan) RE.
Fungsi retikulum
endoplasma
1.
Sebagai
penampung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel
2.
Menyintesis
lemak dan kolesterol
3.
Menawarkan
racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada dalam sel-sel hati
4.
Jalan
transpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian
sel yang lain.
f. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom
(RNA-r) dan protein. Ribosom tidak memiliki membran. Menurut bentuknya, ribosom
terdiri dari unit besar dan unit kecil yang masing-masing berbentuk bulat. Jika
keduanya bergabung, maka akan terbentuk ribosom yang berbentuk seperti angka
delapan.
Fungsi ribosom adalah
untuk menyintesis protein. Ribosom sendiri disintesis oleh nukleolus.
g. Kompleks Golgi
Kompleks Golgi sering
disebut sebagai Golgi saja. Pada sel tumbuh, kompleks Golgi disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma.
Jumlahnya beragam, dari satu sampai ratusan untuk tiap sel, cenderung
bersambung-sambungan pada sel hewan namun tidak pada sel tumbuhan.
Fungsi Golgi
1.
Menambahkan
glioksilat pada protein sehingga terbentuk lipoprotein
2.
Sebagai
organel sekretori
3.
Membentuk
glikolipida
4.
Membentuk
dinding sel tumbuhan
5.
Membentuk
lisosom
h. Lisosom
Lisosom (lyso =
pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi
enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi
dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.
i. Badan Mikro
Disebut badan mikro
karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah 0,3-1,5 mikrometer. Badan mikro
terdiri atas peroksisom dan glioksisom.
1. Peroksisom
Peroksisom terdapat pada
sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang banyak mengandung peroksisom adalah sel
yang banyak melakukan oksidasi, misalnya sel hati, sel ginjal, dan sel otot.
Peroksida mengandung enzim katalase. Enzim katalase
berfungsi untuk menguraikan hidrogen peroksida (H2O2)
menjadi oksigen dan air. Hidrogen peroksida merupakan senyawa hasil sampingan
dari proses pernapasan (oksidasi) sel yang bersifat meracuni sel. Enzim
katalase juga berperan dalam metabolisme lemak dan fotorespirasi.
2. Glioksisom
Glioksisom hanya
terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada jaringan yang mengandung lemak,
seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan enzim
oksidase yang keduanya berperan dalam proses metabolisme lemak yaitu mengubah
lemak menjadi gula. Proses metabolisme lemak menghasilkan enzim yang diperlukan
untuk perkecambahan biji.
j. Mitokondria
Mitokondria merupakan
penghasil energi (ATP) karena berfungsi untuk respirasi. Bentuk mitokondria
beraneka ragam. Ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket,
pokoknya macam-macam deh. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria
berbentuk butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, yakni
bentuknya mudah berubah.
Mitokondria mempunyai
dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Struktur membran luar mirip
dengan membran dalam. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam
membentuk kista. Dengan adanya kista
ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga proses respirasi sel
menjadi efektif. Proses respirasi berlangsung pada membran dalam mitokondria
(pada kista) dan matriks. Matriks adalah cairan yang berada di dalam
mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks tersusun atas air, protein, enzim
respirasi, garam, DNA, dan ion-ion. Enzim-enzim respirasi itu sangat penting
bagi proses pembentukan ATP. Reaksi respirasi yang berlangsung di dalam
mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi oksidatif, daur Krebs, dan transpor
elektron.
k. Mikrotubulus dan
Mikrofilamen
Mikrotubulus dan
mikrofilamen menyusun struktur rangka sel yang disebut sitoskeleton. Pada
organisme multiseluler, sitoskeleton disusun oleh mikrotubulus, mikrofilamen,
dan filamen intermediet. Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau
pipa, yang panjangnya mencapai 2,5 mikrometer dan diameter 25 nm. Tabung-tabung
kecil itu tersusun atas protein yang dikenal sebagi tubulin. Fungsi mikrotubulus adalah berperan dalam pergerakan
sel.
Mikrofilamen juga
berperan dalam pergerakan sel. Organel ini berbentuk benang-benang halus,
tipis, dan memanjang. Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. Diameter mikrofilamen
hanya 5 nm. Pada sel otot, mikrofilamen mengakibatkan adanya kontraksi pada
sel-sel otot. Apabila aktin dan miosin saling menjauh, sel otot akan relaksasi.
Pada sel-sel Protozoa,
misalnya Amoeba, mikrofilamen berperan
dalam pembentukan pseudopodium, gerakan sel, dan gerakan sitoplasma. Selain itu
mikrofilamen berperan dalam pembelahan sel, yakni terbelahnya sel menjadi dua
sel anak karena ditarik oleh mikrofilamen yang menghubungkan membran.
*Like Please ^.^
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar